Gregorius Magnus Finesso/KOMPAS
LSS Kebumen-Wates Belum Layak Jadi Jalur Alternatif
|
KEBUMEN - Kondisi jalan lintas selatan selatan (JLSS) yang menghubungkan Kabupaten Kebumen hingga Wates di Daerah Istimewa Yogyakarta belum layak dijadikan jalur alternatif. Dari jalan sepanjang sekitar 80 kilometer dari Kebumen hingga Wates, hampir 70 persen dalam kondisi rusak.
Pantauan Kompas, Selasa (24/1/2012) sejumlah titik jalan banyak yang berlubang dan bergelombang. JLSS di Kabupaten Kebumen yang memanjang dari Kecamatan Mirit dari arah Timur hingga Kecamatan Buayan biasanya digunakan sebagai jalur altematif menuju Yogjakarta.
Jalur tersebut digunakan untuk menghindari kemacetan di jalur utama. Utamanya kemacetan pasar tumpah di Pasar Wonokriyo Gombong, perlintasan KA di Karanganyar, Kota Kebumen, dan perlintasan KA di Kutowinangun.
Kerusakan cukup parah terlihat di wilayah Kecamatan Ambal, sebagian di wilayah Kecamatan Mirit dan sebagian di wilayah Kecamatan Buluspesantren. Khusus di Kecamatan Mirit, jalur menyempit, sehingga rawan terjadi kecelakaan.
Di sepanjang jalur tersebut, banyak dijumpai jalan yang berlubang. Meskipun lubangnya tidak terlalu dalam namun cukup lebar. Para pengguna jalan hams berjalan pelan-pelan untuk menghindari lubang. Belum terlihat ada upaya perbaikan dari dinas instansi terkait. Selain jalan rusak, jalur yang minim rambu dan penerangan tersebut rawan terjadi tindak kejahatan.
Terutama di wilayah Kecamatan Mirit dan Kecamatan Buluspesantren. Para pengguna jalan harus hati-hati. Apabila ada orang tidak kenal memberhentikan kendaraan, sebaiknya tidak perlu dihiraukan dan teruskan perjalanan.
Sesampainya di Purworejo, kerusakan jalan hampir merata di semua ruas jalan. Banyak jalan berlubang yang hanya ditambal dengan tanah. Itu pun atas inisiatif warga, bukan dari pemerintah.
JLSS umumnya menjadi jalur utama pengemudi travel, bus wisata, dan bus umum. Masih sedikit kendaraan pribadi yang berani melintasi jalur ini.
Wignyo (43) pedagang sate di Kecamatan Ambal, kondisi jalan yang rusak di JLSS tersebut sudah terjadi selama bertahun-tahun. Selama ini perbaikan hanya dilakukan tambal sulam jika mendekati arus mudik.
"Tidak jarang ada kecelakaan terutama malam hari, karena jalan berlubang jadi tidak terlihat akibat minim penerangan. Saya sarankan, kalau lewat JLSS sebaiknya siang hari saja, berbahaya kalau malam hari," ujarnya.
Kendati kondisinya parah, JLSS banyak dipilih pengemudi busa karena jarak tempuhnya juga lebih singkat ketimbang lewat jalur utama. "Lewat JLSS bisa lebih cepat 1 jam dibadingkan lewat Kebumen kota. jadi, walau rusak, ya tetap kami paksakan," ujar Nurudin (27), pengemudi bus trayek Cilacap-Yogyakarta.
---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
- Cara Mudah, Cepat Dan Tanpa Resiko Membuat Uang Secara Online, Ikutan Gabung yuk ! Klik Disini !
---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Baca Juga :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar