KEBUMEN (KR) - Setelah bertahun-tahun menggunakan perasa instan buatan pabrik, para perajin minuman nata de coco di Kecamatan Petanahan beralih menggunakan perasa alami. Bahan perasa yang mereka gunakan ternyata mudah didapatkan dan sebagian berasal dari lingkungan di sekitar mereka.
"Penggunaan perasa alami itu dilakukan setelah pelatihan dari Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Jawa Tengah, baru-baru ini. Wacana penggunaan perasa alami itu disambut positip oleh perajin, sehingga perajin langsung mempraktikkannya," jelas Kasi Produksi dan Pelintan Dinas Kehutanan dan Perkebunan (Dishutbun) Kebumen, Maysuri Karim saat meninjau aktivitas pembuatan nata de coco di Desa/Kecamatan Petanahan Kebumen, Selasa (3/1).
Petanahan menurut Maysuri merupakan salah satu sentra nata de coco di Kebumen. Dengan 50 unit usaha, produksinya mencapai 2 ton perminggu. Pembuatannya memanfaatkan air kelapa yang berasal dari pengolahan kopra di desa itu. Selain dijual ke pabrik pengolahan minuman kemasan di Yogyakarta, perajin mengolah sebagian nata de coco menjadi minuman siap saji.
Seorang perajin, Afifah (40), saat ditemui di rumahnya Desa Petanahan menuturkan, selama bertahun-tahun bersama 3 rekannya memproduksi minuman siap saji berbahan baku nata de coco dengan perasa instan buatan pabrik. Minuman itu dipasarkan di sejumlah pasar dan toko serta diecerkan para pedagang sayur keliling di Kecamatan Petanahan dan Klirong. Tawaran BPTP Jawa Tengah untuk melatih perajin beralih ke perasa alami, disambut positip oleh para perajin.
"Instruktur menjelaskan, bahan alami baik bagi kesehatan, sehingga kami antusias menerapkannya dalam usaha kami," jelas Afifah.
Perasa alami di antaranya berasal dari kulit kayu secang, kayu manis, jeruk purut dan jahe. Kulit kayu secang dan kayu manis bisa diperoleh di Pasar Petanahan, sedangkan jeruk purut dan jahe banyak ditanam oleh warga setempat. Saat rasa baru itu dilempar ke pasaran, ternyata konsumen menyambut gembira. Sehingga, Afifah dan perajin lainnya merasa semangat menggunakan perasa alami.
Setiap hari Afifah membuat nata de coco dari 120 liter air kelapa. Nata de coco mentah itu sebagian disetorkan ke koperasi setempat dan sisanya sebanyak 5 kilogram diolah menjadi ratusan bungkus minuman siap saji yang dijual Rp 1.000 perbungkus.
---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Cara Mudah, Cepat Dan Tanpa Resiko Membuat Uang Secara Online, Ikutan Gabung yuk ! Klik Disini !
---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Baca berita lain :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar